Selasa, 22 Januari 2019

Uji Kadar Glukosa Darah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin yang membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar atau disimpan sebagai lemak apabila kelebihan. Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang tidak berolahraga seringkali menderita resistensi insulin. Konsekuensinya, tingkat gula darah meningkat di atas normal (Lopulalan, 2008).
Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino, gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative (Setyo, 2011).
Kadar gula darah dalam tubuh setiap individu berbeda-beda, tinggi rendahnya kadar gula darah dipengaruhi sekresi hormon insulin dan glukagon sebagai peranan terpenting dalam metabolisme. Perbedaan kadar gula darah bagi orang yang berpuasa dengan orang yang sudah makan, kadar gula darah laki-laki & perempuan, serta perbedaan usia perlu diketahui oleh karena itu pada praktikum ini akan menghitung jumlah kadar gula dari ketiga sampel darah tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Apa faktor yang mempengaruhi perbedaan kadar gula darah pada setiap orang ?

1.3  Tujuan Penulisan
Mengetahui faktor yang mempengaruhi erbedaan kadar gula darah pada setiap orang.




BAB II
DASAR TEORI

2.1 Glukosa
Glukosa adalah gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh, dikenal juga sebagai gula fisiologis. Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Sedangkan dalam tumbuhan Glukosa 6-fosfat yang dihasilkan selama fotosintesis adalah precursor dari tiga jenis karbohidrat tumbuhan, yaitu sukrosa, pati dan selulosa. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Meskipun disebut “gula darah”, selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin. Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem saraf dan eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan, didalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-gliserok, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh.
Glukosa berasal sebagian besar diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolisis. Setelah makan tinggi karbohidrat, kadar glukosa darah akan meningkat dari kadar puasa sekitar 80-100 mg/dl ke kadar sekitar 120-140 mg/dl, dalam periode 30 menit sampai 1 jam. Konsentrasi glukosa dalam darah kemudian menurun kembali ke rentang puasa dalam waktu sekitar 2 jam setelah puasa. Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya. Nilai normal kadar glukosa serum atau plasma adalah 75 – 115 mg/dl (Dinika, 2012).

2.2 Hormon Insulin dan Glukagon
Glukosa darah berasal dari absorpsi pencernaan makanan dan pembebasan glukosa dari persediaan glikogen sel. Tingkat glukosa darah akan turun apabila laju penyerapan oleh jaringan untuk metabolisme atau disimpan lebih tinggi daripada laju penambahan. Penyerapan glukosa oleh sel-sel distimulus oleh insulin, yang disekresikan oleh sel beta dari pulau-pulau Langerhans. Glukosa berpindah dari plasma ke sel-sel karena konsentrasi glukosa dalam plasma lebih tinggi daripada dalam sel. Di dalam sel, glukosa dikonversi menjadi glukosa 6 fosfat yang ditahan dalam sel sebagai hasil daripada pengurangan permeabilitas membrane oleh pengaruh kelompok fosfat. Insulin meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan laju transport terbantu dari glukosa melintasi membran sel. Begitu glukosa telah masuk sel, segera difosforilasi untuk menjaganya tanpa control (Soewolo, 2000).
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin yang membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar atau disimpan sebagai lemak apabila kelebihan. Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang tidak berolahraga seringkali menderita resistensi insulin. Konsekuensinya, tingkat gula darah meningkat di atas normal (Setyo, 2011).
          Dalam otot rangka insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel otot yang juga menstimulasi sintesis glikogen. Dengan demikian simpanan glikogen dalam sel otot meningkat. Penyerapan asam amino ke dalam hati, otot dan jaringan adipose juga meningkat setelah makan sebagai respon adanya insulin (Soewolo, 2000).
Penolakan insulin adalah kondisi pada jumlah normal insulin yang tidak mencukupi untuk menanggapi respon insulin normal dari lemak, otot dan sel hati. Penolakan insulin pada sel lemak merupakan akibat dari hidrolisis. Penolakan insulin pada otot mengurangi pengambilan glukosa, dan penolakan insulin pada hati mengurangi stok glukosa, dengan akibat pada penyediaan glukosa darah. Penolakan insulin dapat disebabkan oleh sindrom metabolisme dan diabetes melitus tipe 2 (Lopulalan, 2008).
Glukagon merupakan hasil dari sel alfa, yang berperan untuk meningkatkan derajad glukosa darah ketika kadar glukosa darah turun di bawah normal. Target dari glukagon adalah hati. Glukagon mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa (glikogenesis), mendorong pembentukan glukosa dari asam laktat dan asam amino tertentu (glukoneogenesis) dan mempertinggi penglepasan glukosa dalam darah. Sebagai hasilnya derajad glukosa darah naik (Soewolo, 2005).
Insulin dan glukagon adalah hormon yang bekerja secara antagonis dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Hal ini merupakan suatu fungsi bioenergetik dan homeostasis yang sangat penting, karena glukosa merupakan bahan bakar utama untuk respirasi seluler dan sumber kunci kerangka karbon untuk sintesis senyawa organik lainnya. Keseimbangan metabolisme bergantung pada pemeliharaan glukosa darah pada konsentrasi yang dekat dengan titik pasang, yaitu sekitar 90 mg/ 100 mL pada manusia. Ketika glukosa darah melebihi kadar tersebut, insulin dilepaskan dan bekerja menurunkan konsentrasi glukosa. Ketika glukosa turun dibawah titik pasang, glukagon meningkatkan konsentrasi glukosa. Melalui umpan balik negatif, konsentrasi glukosa darah menentukan  jumlah relatif insulin dan glukagon (Campbell, 2004).
           
2.3 Jenis dan Metode Pengukuran Glukosa Darah
            2.3.1 Jenis Pengukuran Glukosa Darah
Dikenal beberapa jenis pemeriksaan yang berhubungan dengan pemeriksaan glukosa darah yaitu (Dinika, 2012):
a.       Glukosa darah puasa Sebelum pemeriksaan ini dilakukan pasien harus puasa 10 – 14 jam.
b.      Glukosa darah sewaktu Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien tanpa perlu memperhatikan waktu terakhir pasien makan.
c.       Glukosa darah 2 jam PP Pemeriksaan ini sukar sekali distandarisasikan, karena makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya sukar disamakan dan juga sukar diawasi dalam tenggang waktu 2 jam untuk tidak makan dan minum lagi, juga selamamenunggu pasien perlu duduk istirahat tenang dan tidak melakukan kegiatan jasmani (berat) serta tidak merokok.
            2.3.2 Metode Pengukuran Glukosa Darah
Secara umum ada 2 macam metode yang berlainan untuk menentukan kadar glukosa, yaitu (Dinika, 2012):
1.      Metode Kimia
a.       Reduksi (Glukc-DH®)
Metode ini adalah sebuah metode rutin enzimatik oleh karena spesifikasinya yang tinggi, kepraktisan dan keluwesannya. Pengukuran dilakukan pada daerah UV. Prinsip metode ini adalah glukosa dehidrogenase mengkatalisis oksidasi dari glukosa. Metode Gluck-DH® dapat digunakan pada bahan sampel yang dideproteinisasi atau yang tidak dideproteinisasi serta untuk hemolysate.
b.      Metode Kondensasi Gugus Amino (O-Toluidine)
Prinsip metode ini adalah glukosa bereaksi dengan O-toluidin dalam asam asetat panas dan menghasilkan senyawa berwarna hijau yang dapat ditentukan secara fotometer. Penentuan glukosa dengan O-toluidin dapat digunakan untuk bahan sampel yang dideproteinisasi maupun yang tidak di-deproteinisasi.
Beberapa kelemahan / kekurangannya adalah metode kimia ini memerlukan langkah pemeriksaan yang panjang dengan pemanasan, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan lebih besar. Selain itu reagen pada metode ortho-toluidin bersifat korosif.
2.      Metode Enzimatik
a.        Metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP)
Prinsip: Enzim glukosa oksidase menkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi glukonolakton dan hydrogen peroksida.
Glukosa + O2      glukosa oksidase        O-glukono-δ-lakton + H2O2
Penambahan enzim perokidase dan aseptor oksigen kromogenik seperti Odianisidine.
                  O-dianisidine (red) +H2O2    peroksidase        O-dianiside (oks) + H2O.
Enzim glukosa oksidase yang digunakan pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa, khususnya B-D glukosa, sedangkan reaksi kedua tidak spesifik, karena zat yang bisa teroksidasi dapat menyebabkan hasil pemeriksaan lebih rendah. Asam urat, asam askorbat, bilirubin dan glutation menghambat reaksi karena zat-zat ini akan berkompetisi dengan kromogen bereaksi dengan hidrogen peroksida sehingga hasil pemeriksaan akan lebih rendah. Keunggulan dari metode glukosa oksidase adalah karena murahnya reagen dan hasil yang cukup memadai.
b.      Metode Heksokinase
Prinsip: Heksokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa 6-fosfat dehidrogenase akan mengkatalis oksidasi glukosa 6-fosfat dengan nikolinamide adnine dinueleotide phosphate (NAPP+)
                  Glukosa + ATP     peroksidase    Glukosa-6-fosfat + ADP
                        Glukosa-6-fosfat +NAD (P)  G-6-PD   6-fosfoglukonat + NAD(P)H + H+
c.       Reagen Kering (Gluco DR)
Adalah alat pemeriksaan glukosa darah secara invitro, dapat dipergunakan untuk mengukur kadar glukosa darah secara kuantitatif, dan untuk screening pemeriksaan kadar glukosa darah. Sampel dapat dipergunakan darah segar kapiler atau darah vena, tidak dapat menggunakan sampel berupa plasma atau serum darah.
Prinsip : Tes strip menggunakan enzim glukosa oksidase dan didasarkan pada teknologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran glukosa, tes strip mempunyai bagian yang dapat menarik darah utuh dari lokasi pengambilan / tetesan darah kedalam zona reaksi. Glukosa oksidase dalam zona reaksi kemudian akan mengoksidasi glukosa di dalam darah. Intensitas arus electron terukur oleh alat dan terbaca sebagai konsentrasi glukosa di dalam sampel darah.

2.4 Kelainan-Kelainan Glukosa
                2.4.1 Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut Diabetes Melitus (DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormone insulin, akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus dinding sel. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Kelainan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan penurunan toleransi glukosa akibat berkurangnya sekresi insulin sebagai respon terhadap pemberian glukosa. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsi, dan poliphagia, serta kelelahan yang parah dan pandangan yang kabur (Dinika, 2012).
            2.4.2 Hipoglikemia
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi karena ketidak seimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat-obatan yang digunakan. Jika hipoglikemia tidak segera diatasi, bisa menyebabkan kejang atau pingsan. Kadar gula darah yang rendah biasanya menimbulkan ; sakit kepala, gemetar, kepala pening, lapar, kulit dingin atau lembab, denyut jantung cepat, gelisah (Dinika, 2012).

  
BAB III
METODE PENGAMATAN

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 06 Desember 2018 pukul 11.20 - 13.00 WIB di Laboratorium Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama’ Sunan Giri Bojonegoro.

3.2 Alat dan Bahan
·         Alat yang digunakan pada praktikum Uji Kadar Glukosa Dalam Darah antara lain :
-          Alat tulis                                                                          
-          Glucometer
-          Lancing device
-          Testing strip
-          Lancet a.k.a jarum
-          Alcohol swab
-          Kamera digital atau Hp yang dilengkapi dengan kamera digital

·         Bahan yang digunakan pada praktikum Uji Kadar Glukosa Dalam Darah antara lain :
-          Sampel darah 10 orang mahasiswa dengan faktor yang berbeda

3.3 Cara Kerja
            Langkah kerja yang diambil pada praktikum Uji Kadar Glukosa Dalam Darah adalah :
1.      Menyediakan Lancet yang bersih dan memasukkan ke dalam Lancet Device (lancet pen). Jangan menggunakan Lancet yang telah digunakan pada orang lain.
2.      Memasukkan testing strip ke dalam Glucometer, memastikan dalam kedudukan yang betul.
3.      Mengambil alcohol swab dan membersihkan ujung jari yang ingin diambil sample darah. Kemudian mengambil Lancet device dan push button di sisi pen tersebut. Mengelap darah yang pertama keluar kemudian memencet jari supaya darah baru keluar.
4.      Mengambil glucometer dan menempelkan ujung testing strip pada darah di ujung jari. Menunggu beberapa saat sehingga muncul hasilnya.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
                4.1.1 Tabel Pengamatan
No.
Nama
Puasa/tidak
Kadar Glukosa (mg/dl)
1.
Khadirin (laki-laki)
Puasa
80 mg/dl
2.
Anis (perempuan 21th)
Puasa
80 mg/dl
3.
Suci (perempuan 21th)
Puasa
85 mg/dl
4.
Alfia (perempuan 21th)
Puasa
79 mg/dl
5.
Novia (perempuan 18th)
Puasa
80 mg/dl
6.
Yulianti (perempuan 18th)
Puasa
79 mg/dl
7.
Hestya (perempuan)
Tidak puasa
135 mg/dl
8.
Nursiyah (perempuan)
Tidak puasa
100 mg/dl
9.
Adela (perempuan)
Tidak puasa
92 mg/dl
10.
Narita (perempuan)
Tidak puasa
94 mg/dl

            4.1.2 Grafik Pengamatan
      
            Ket : *tidak puasa


4.2 Pembahasan
Glukosa adalah gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh, dikenal juga sebagai gula fisiologis. Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Sedangkan dalam tumbuhan Glukosa 6-fosfat yang dihasilkan selama fotosintesis adalah precursor dari tiga jenis karbohidrat tumbuhan, yaitu sukrosa, pati dan selulosa. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh
 pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah (Akhmad, 2012).
            Pada hasil percobaan uji gula darah pada orang yang berbeda-beda, didapatkan hasil yaitu Khadirin (laki-laki) berpuasa diperoleh 80 mg/dL ; Anis (perempuan 21th) berpuasa diperoleh 80 mg/dL ; Suci (perempuan 21th) berpuasa diperoeh 85 mg/dL ; Alfia (perempuan 21th) berpuasa diperoleh 79 mg/dL ; Novia (perempuan 18th) berpuasa diperoleh 80 mg/dL ; Yulianti (perempuan 18th) berpuasa diperoleh 79 mg/dL ; Hestya (perempuan) tidak berpuasa diperoleh 135 mg/dL ; Nursiyah (perempuan) tidak berpuasa diperoleh 100 mg/dL ; Adela (perempuan) tidak berpuasa diperoleh 92 mg/dL ; dan Narita (perempuan) tidak berpuasa diperoleh 94 mg/dL.
            Dari hasil tersebut, antara laki-laki dan perempuan mempunyai kadar gula yang berbeda. Pada perempuan 21th yang berpuasa juga diperoleh hasil yang berbeda. Begitupun dengan perempuan 18th yang berpuasa dan perempuan yang tidak berpuasa juga diperoleh hasil yang berbeda. Pada orang yang berpuasa dan tidak berpuasa akan diperoleh perbedaan kadar glukosa yang signifikan.
            Kadar gula darah seseorang itu dapat dipengaruhi oleh berat badan, berat badan lebih tinggi maka kadar gula darahnya juga tinggi. Bisa juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, kadar gula darah cowok lebih besar dari kadar gula darah cewek karena kandungan protein serta karbohidrat yang disimpan lebih banyak dari cowok. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu dari makanan yang dimakan, jika makanan yang dimakan mengandung banyak gizi serta karbohidrat dan protein  seperti nasi dan telur ceplok maka kadar gulanya akan meningkat lebih banyak dibandingkan dengan memakan makanan yang mengandung sedikit protein. Hal lain yang menjadi factor utama adalah dari seseorang yang puasa minimal 8 jam dan juga seseorang yang sudah makan. Orang yang sedang puasa maka kadar gulanya akan menurun dibandingkan orang yang sudah makan, hal itu disebabkan karena karbohidrat yang diserap dalam bentuk glukosa dalam tubuh orang yang sudah makan akan naik sedangkan pada orang puasa suplai glukosa dalam tubuh rendah (Setyo, 2011).
Dalam keadaan normal, kadar gula darah berkisar antara 80-140. Setiap kali sehabis makan, pankreas segera produksi insulin untuk mengolah karbohidrat dan berkisarlah kadar gula darah antara 80-140. Bagi penderita DM, angka kadar gula darah antara 80-140 sudah terkategori tinggi. Untuk kembali normal, perlu diatur pola makan, olah raga, jamu, obat dan suntikan insulin. Upaya tersebut hanya dapat mengatasi atau mengendalikan kadar gula darah, tetapi tidak menyembuhkan. Kecuali zat karbohidrat, dalam makanan sehari-hari terdapat protein (10-15%) dan lemak (20-25%). Presentase karbohidrat sekitar 60-70% sekaligus sebagai sumber utama energi (tenaga). Pada penderita DM, sebagian (besar) karbohidrat tidak dapat diubah menjadi tenaga. Karenanya penderita DM gampang sekali lelah akibat langsung dari persediaan energi yang terbatas. Makanan (minuman) yang banyak mengandung karbohidrat adalah nasi, roti, mi, jagung, tales, singkong, gula dan madu. Agar gula darah tidak tinggi, karena semua makanan tersebut harus dibatasi (nasi, roti, dan lain-lain), atau bahkan dipantang (gula) (Setyo, 2011).



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan di atas yaitu :

1.      Kadar gula darah seseorang itu dapat dipengaruhi oleh berat badan, berat badan lebih tinggi maka kadar gula darahnya juga tinggi. Bisa juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, kadar gula darah cowok lebih besar dari kadar gula darah cewek karena kandungan protein serta karbohidrat yang disimpan lebih banyak dari cowok. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu dari makanan yang dimakan, jika makanan yang dimakan mengandung banyak gizi serta karbohidrat dan protein  seperti nasi dan telur ceplok maka kadar gulanya akan meningkat lebih banyak dibandingkan dengan memakan makanan yang mengandung sedikit protein. Hal lain yang menjadi factor utama adalah dari seseorang yang puasa minimal 8 jam dan juga seseorang yang sudah makan. Orang yang sedang puasa maka kadar gulanya akan menurun dibandingkan orang yang sudah makan, hal itu disebabkan karena karbohidrat yang diserap dalam bentuk glukosa dalam tubuh orang yang sudah makan akan naik sedangkan pada orang puasa suplai glukosa dalam tubuh rendah.

Uji Kadar Glukosa Darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karohidrat seb...