Selasa, 22 Januari 2019

Uji Karbohidrat


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat” dan memiliki perbandingan karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksien sebagai 1:2:1. Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris O, yang lain tidak memperlihatkan perbandingan ini dan beberapa yang lain juga mengandung nitrogen. (Tatang, 2015)
Al-Qur’an memberikan contoh sumber karbohidrat dalam tanaman yang merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya.
QS. Ar-Ra’d (13) : 4
وَفِى ٱلْأَرْضِ قِطَعٌ مُّتَجَٰوِرَٰتٌ وَجَنَّٰتٌ مِّنْ أَعْنَٰبٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَىٰ بِمَآءٍ وَٰحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَىٰ بَعْضٍ فِى ٱلْأُكُلِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya : “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.”

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana uji karbohidrat menggunakan fehling?
2.      Bagaimana uji karbohidrat mengunakan betadine?


1.3  Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui uji karbohidrat dengan fehling.
2.      Mengetahui uji karbohidrat dengan betadine.



BAB II
METODE PENGAMATAN

2.1 Waktu dan Tanggal
       Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Oktober 2018 pukul 11.20 - 13.00 WIB di Laboratorium Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama’ Sunan Giri Bojonegoro.

2.2 Uji Karbohidrat dengan Fehling
      2.2.1 Alat dan Bahan
·         Alat yang digunakan pada praktikum  Uji Karbohidrat dengan Fehling yaitu :
-          Beaker glass                                              1 buah
-          Tabung reaksi                                            4 buah
-          Rak tabung                                                1 buah
-          Penjepit                                                     1 buah
-          Bunsen                                                      1 buah
-          Kaki tiga & kawat pemanas                      1 buah
-          Label                                                         4 buah
·         Bahan yang digunakan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Fehling yaitu :
-          Larutan sukrosa                                         10 tetes
-          Larutan laktosa                                         10 tetes
-          Fehling A                                                  20 tetes
-          Fehling B                                                  20 tetes
-          Aquades                                                    secukupnya
      2.2.2 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Fehling adalah :
1.      Menyiapkan 4 tabung reaksi (beri label).
2.      Mengisi tabung 1 dengan 5 tetes fehling A + 5 tetes fehling B.
3.      Mengisi tabung 2 dengan 5 tetes fehling B + 5 tetes fehling A.
4.      Mengisi tabung 3 dengan 10 tetes laktosa + 5 tetes fehling B + 5 tetes fehling A, kemudian mengocoknya.
5.      Mengisi tabung 4 dengan 10 tetes sukrosa + 5 tetes fehling B + 5 tetes fehling A, kemudian mengocoknya.
6.      Mengamati perubahan warna yang terjadi.
7.      Melakukan pemanasan pada tabung 3 dan tabung 4 sambil digoyang-goyang, kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi.

2.3 Uji Karbohidrat dengan Betadine
      2.3.1 Alat dan Bahan
·         Alat yang digunakan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Betadine yaitu :
-          Alumunium foil                                         1 lembar
-          Pisau pemotong                                         1 buah
-          Label                                                         secukupnya
·         Bahan yang digunakan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Betadine yaitu:
-          Bahan makanan                                         secukupnya
-          Betadine                                                    secukupnya
      2.3.2 Cara Kerja
            Cara kerja yang dilakukan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Betadine adalah :
1.      Menyusun semua bahan makanan di alumunium foil, yang sebelumnya sudah memberikan nama bahan makanan dengan kertas label.
2.      Meneteskan 2-3 tetes betadine ke masing-masing bahan makanan.
3.      Memperhatikan dan mencatat perubahan warna pada bagian bahan makanan yang ditetesi betadine.
4.      Mencatat semua hasil pengamatan pada lembar kerja.



BAB III
DATA HASIL PENGAMATAN

3.1 Hasil Pengamatan
A.    Uji Karbohidrat dengan Fehling
Tabung reaksi ke-
Sampel
Penambahan
Pencampuran
Pemanasan
Kesimpulan
Sebelum
Sesudah
1.
Fehling A (5 tetes)
Fehling B (5 tetes)
Biru muda
Biru gelap
-
Tidak mengan-dung karbohi-drat
2.
Fehling B (5 tetes)
Fehling A (5 tetes)
Bening
Biru terang
-
Tidak mengan-dung karbohi-drat
3.
Laktosa
(10 tetes)
Fehling B (5 tetes) + Fehling A (5 tetes)
Bening
Cokelat kemerah dan terbentuk endapan
ü   
Mengan-dung karbohi-drat
4.
Sukrosa
(10 tetes)
Fehling B (5 tetes) + Fehling A (5 tetes)
Bening
Biru
ü   
Tidak mengan-dung karbohi-drat






Gambar pengamatan :
Tabung reaksi ke-
Sebelum
Sesudah
1.
IMG-20181028-WA0009.jpg
IMG-20181028-WA0010.jpg
2.
IMG-20181028-WA0009.jpg
IMG-20181028-WA0006.jpg
3.
IMG-20181028-WA0009.jpg
IMG-20181028-WA0006.jpg
4.
IMG-20181028-WA0009.jpg
IMG-20181028-WA0006.jpg

»   Pembahasan :
a.       Fehling A + Fehling B
Pada percobaan menggunakan larutan fehling A + fehling B, warna yang dihasilkan adalah biru gelap. Pada percobaan kali ini tidak mengandung karbohidrat karena tidak ada sampel yang ditambahkan.
Larutan fehling A mengandung senyawa CuSO4 yang dilarutkan ke dalam air. Sedangkan larutan fehling B mengandung garam kalium-natrium-tatrat yang dicampur bersama-sama dengan Natrium Hidroksida ( NaOH ). Kedua larutan ini baru akan dicampurkan jika kita akan melakukan uji karbohidrat. Menariknya, yang menjadi bahan aktif kedua larutan ini ialah larutan CuSO4, yang mana senyawa ini yang akan tereduksi jika bereaksi dengan karbohidrat.Ion Cu2+ akan tereduksi menjadi ion Cu+ . (Anonim, 2017).
b.      Fehling B + Fehling A
Pada percobaan menggunakan larutan Fehling A + Fehling B, warna yang dihasilkan adalah biru terang. Hal ini berarti di dalam larutan tersebut tidak mengandung karbohidrat karena tidak ada sampel yang ditambahkan.
Uji fehling ini digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam karbohidrat. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi, karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal yang dapat membuka menjadi aldehid. (Agung, 2013).
c.       Laktosa + Fehling B + Fehling A
Pada percobaan menggunakan larutan Laktosa yang ditambah dengan Fehling B dan Fehling A, warna yang dihasilkan yaitu biru tosca. Setelah dipanaskan warna berubah lagi menjadi cokelat kemerahan dan terdapat endapan. Hal ini berarti dalam larutan ini mengandung karbohidrat.
Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat.
Fehling  dibuat dengan  mencampurkan  kedua  larutan tersebut, sehingga diperoleh  suatu larutan  yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat  sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan  yang terjadi berwarna hijau  kekuningan. (Tryana, 2013).
index.png
Gambar 1.1 reaksi pada uji fehling
Sumber : organiksmakma3c31.blogspot.com
Dalam percobaan Uji Fehling, sampel Glukosa , Sukrosa, Amilum dan Selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) pada masing-masing tabung dan kemudian dipanaskan , maka Glukosa dan Sukrosa akan menghasilkan endapan merah bata. Hal yang menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata ini karena ini berasal dari Fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O). (Maya, 2011).

d.      Sukrosa + Fehling B + Fehling A
Pada percobaan menggunakan larutan Sukrosa yang ditambah dengan Fehling B dan Fehling A, warna yang dihasilkan yaitu biru. Setelah dipanaskan warna tetap tidak berubah. Padahal seharusnya setelah dipanaskan akan mengalami perubahan warna menjadi merah bata dan terdapat endapan.
Dalam uji karbohidrat, kita menggunakan percobaan fehling I dan fehling II. Dimana larutan Fehling I yang terdiri dari larutan CuSO4 7% dan larutan Fehling II yang terdiri dari larutan NaOH 12 %. Kedua macam larutan ini akan dicampur pada saat uji karbohidrat. Ini adalah reaksi yang terjadi:
                                 2 Cu2+ + 2 OH-            Cu2O + H2O
                                                                                   Endapan
                                2 Cu2+ + 2 OH-            Cu2O + H2O
                                                    +2                               +1
 
                                          Cu2+ mengalami reduksi menjadi ion Cu+
Dalam pereaksi ini ion Cu²+   direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Fehling II berfungsi untuk mencegah Cu²+  mengendap dalam suasana alkalis. Larutan fehling merupakan larutan alkalin yang mengandung tembaga (II) yang mengoksidasi aldosa menjadi aldonat dan dalam prosesnya akan tereduksi menjadi tembaga (I), yaitu Cu2O yang berwarna merah bata dan mengendap.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Hal ini dibuktikan dengan adanya endapan warna merah dan kuning pada campuran fruktosa dan glukosa. Pada campuran glukosa, endapan yang terbentuk berwarna kuning hal ini dikarena pengaruh dari konsentrasi larutan glukosa yang kita uji. Sedangkan pada larutan fruktosa juga begitu seharusnya endapan yang terbentuk berwarna merah bata hal ini dikarenakan pengaruh dari konsentrasi larutan glukosa yang kita uji. (Nur, 2014).
Dalam percobaan Uji Fehling, sampel Glukosa , Sukrosa, Amilum dan Selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) pada masing-masing tabung dan kemudian dipanaskan , maka Glukosa dan Sukrosa akan menghasilkan endapan merah bata. Hal yang menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata ini karena ini berasal dari Fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O). Sedangkan pada sampel amilum dan selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) dan kemudian dipanaskan ternyata larutan berwarna biru dengan sedikit endapan merah bata.
Hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum + larutan Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan. Begitupula dengan Selulosa yang merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling. (Maya, 2011).
Oleh karena itu, berarti percobaan pada tabung ke-4 ini tidak sesuai dengan hasil yang seharusnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurang telitinya kami dalam menambahkan kosentrasi larutan, atau mungkin karena tabung reaksi yang kurang bersih, dan juga karena waktu memanaskan kurang lama.



B.     Uji Karbohidrat dengan Betadine
No.
Nama Bahan
Warna
Hasil
Sebelum
Sesudah
1.
Buah Apel
Putih kekuningan
Putih kekuningan
Tidak mengandung karbohidrat
2.
Buah Jeruk
Orange
Orange
Tidak mengandung karbohidrat
3.
Buah Pisang
Putih kekuningan
Cokelat kehitaman
Mengandung karbohidrat
4.
Tepung Beras
Putih
Hitam
Mengandung karbohidrat
5.
Nasi
Putih
Hitam
Mengandung karbohidrat
6.
Margarin
Kuning
Kuning
Tidak mengandung karbohidrat
7.
Putih Telur
Putih
Putih
Tidak mengandung karbohidrat
8.
Kuning Telur
Kuning
Kuning
Tidak mengandung karbohidrat
9.
Kentang
Kuning
Cokelat kehitaman
Mengandung karbohidrat

          Gambar pengamatan :
Nama Bahan
Sebelum
Sesudah
Buah Apel
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0003.jpg
Buah Jeruk
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0019.jpg
Buah Pisang
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0019.jpg
Tepung Beras
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0003.jpg
Nasi
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0003.jpg
Margarin
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0003.jpg
Putih Telur
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0019.jpg
Kuning Telur
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0019.jpg
Kentang
IMG-20181028-WA0022.jpg
IMG-20181028-WA0019.jpg

»   Pembahasan :
Berdasarkan hasil uji coba yang telah kami lakukan pada 9 bahan uji coba karbohidrat mengunakan betadine ini ada beberapa bahan yang setelah ditetesi 2-3 tetes betadine mengalami perubahan warna dan ada juga yang tidak mengalami perubahan warna (tetap).
Pada bahan uji coba nasi dan tepung beras, setelah ditetesi betadine warna berubah menjadi hitam. Pada bahan uji coba kentang dan pisang, setelah ditetesi betadine warna berubah menjadi cokelat kehitaman. Hal ini berarti pada bahan uji coba nasi, tepung beras, kentang, dan pisang mengandung karbohidrat. Sedangkan pada bahan uji coba margarin, buah apel, buah jeruk, putih telur, dan kuning telur setelah ditetesi 2-3 tetes betadine tidak mengalami perubahan warna (tetap). Warna kecokelatan yang dihasilkan hanyalah warna dari betadine sendiri. Hal ini membuktikan bahwa di dalam 5 bahan uji coba tersebut tidak terdapat kandungan karbohidrat. karena pada dasarnya margarin mengandung lemak. Putih telur dan kuning telur mengandung protein. Dan buah-buahan mengandung vitamin dan mineral.
Dari hasil kerja dapat kita lihat pada uji karbohidrat, bahan-bahan makanan yang mengndung karbohidratakan berubah warna menajdi warna ungu atau biru setelah ditetesi larutan yodium. Bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang. Bahan-bahan lain yang setelah ditetesi yodium dan tidak mengalami perubahan warna menjadi ungu atau biru berarti tidak mengandung karbohidrat yaitu apel, putih telur rebus, tahu putih, margarine dan gula pasir. Dan dari hasil kerja pada uji lemak, bahan-bahan yang mengandung lemak akan meninggalkan bekas noda minyak pada kertas coklat (sampul kertas). Bahan-bahan makanan yang mengandung lemak yaitu margarine, kemiri, santan kelapa, kacang tanah kering, minyak goreng dan susu. Sedang bahan-bahan makanan yang tidak mengandung lemak adalah wortel, seledri dan papaya. Untuk uji protein dengan cara di bakar, yaitu bila bahan makanan yang mengandung protein maka saat di bakar berbau seperti bulu ayam. Baha-bahan makanan yang mengandung protein adalah putih telur, roti, tempe, ikan dan tepung terigu sedang bahan makanan yang tidak mengandung protein adalah kangkung, seledri, dan gula pasir. (Fitria, 2011).
Berdasarkan percobaan uji karbohidrat yang telah kami lakukan, dengan menguji sepuluh sampel makanan yaitu pisang, apel, nasi, telur rebus (putihnya), margarin, bskuit, tepung terigu, tahu, gula pasir dan kentang. Kesepuluh bahan makanan tersebut dietesi dengan betadine 1-2 tetes. Dan hasilnya terjadi perubahan warna pada setiap jenis bahan makanan. Dimulai dari pisang, sebelum ditetesi betadine berwarna kuning dan setelah ditetesi betadine berwarna hitam. Apel sebelum ditetesi betadine berwarna kuning setelah dietesi betadine berwarna kuning kecoklatan. Nasi yang semula berwarna putih setelah ditetesi betadine berwarna biru kehitaman. Putih telur rebus berwarna putih, setelah ditetesi betadine berwarna kuning kecoklatan. Sama dengan telur, margarine setelah ditetesi betadine berwarna kuning kecoklatan. Biskuit warna sebelum ditetesi betadine coklat dan setelah ditetesi betadine menjadi biru tua. Tepung terigu semula berwarna putih setelah ditetesi betadine berwarna biru tua. Pada tahu dan gula pasir, keduanya sebelum ditetesi betadine berwarna putih, setelah ditetesi betadine berwarna kuning kecoklatan. Yang terakhir kentang, warnanya sebelum ditetesi betadine adalah kuning setelah ditetesi betadine berwarna hitam. Berdasarkan dasar teori diatas, telah disebutkan bahwa sampel makanan yang ditetesi makanan kemudian warnannya berubah menjadi biru ungu sampai hitam menandakan bahwa makanan tersebut mengandung karbohidrat. Sedangkan makanan yang setelah di tetesi betedine warnanya bukan biru ungu atau hitam tidak mengandung karbohidrat. Warna kuning kecoklatan pada makanan yang setelah ditetesi betadine, adalah warna dari betadine. (Yunaida, 2014).



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas yaitu :
1.      Uji karbohidrat dengan fehling dapat dilakukan dengan menambahkan sampel seperti glukosa, laktosa, suksrosa, dan lain-lain ke dalam larutan fehling. Jika terjadi perubahan warna menjadi cokelat kekuningan atau cokelat kemerahan dan terdapat endapan merah bata berarti ada kandungan gula pereduksi (karbohidrat) di dalamnya.
2.      Uji karbohidrat dengan betadine/iodine dapat dilakukan dengan menggunakan sampel/bahan uji coba makanan dan selanjutnya ditetesi dengan betadine 2-3 tetes. Jika terjadi perubahan warna menjadi cokelat kehitaman atau hitam atau biru kehitaman berarti bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat.

4.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya lebih teliti lagi dan juga menjaga kebersihan alat  agar tidak terjadi kesalahan pada hasil uji coba, sehingga hasil praktikum yang didapat bisa sesuai dan lebih maksimal.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Pereaksi Fehling : Pengertian, Fakta, dan Kegunaannya. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 16.10 WIB. http://www.panduankimia.net/2017/02/pereaksi-fehling-pengertian-fakta-dan.html
Dewi, Fitria NR. 2011. Uji Karbohidrat, Lemak, dan Protein dalam Makanan. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 18.10 WIB. http://budewaho.blogspot.com/2011/11/uji-karbohidrat-lemak-dan-protein-dalam.html
Istiqomah, Nur. 2014. Uji Fehling. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 16.17 WIB. http://ispengetahuanalamkita.blogspot.com/2014/12/uji-fehling.html
Julianto, Tatang S. 2015. Biokimia : Biomolekul dalam Perspektif Al-Qur’an Ed.1, Cet.2. Deepublish : Yogyakarta.
Purwati, Tryana. 2013. Analisis Karbohidrat. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 16.25 WIB. http://organiksmakma3c31.blogspot.com/2013/04/analisis-karbohidrat.html
Riska, Maya. 2011. Pereaksi Fehling. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 16.27 WIB. http://mayayellow.blogspot.com/2011/03/pereaksi-fehling.html
Safitri, Yuanida. 2014. Uji Karbohidrat. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 18.25 WIB. http://uxilyunaida.blogspot.com/2014/06/normal-0-false-false-false-in-x-none x_5615.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Uji Kadar Glukosa Darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karohidrat seb...