BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Nama
karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai
rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”
dan memiliki perbandingan karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksien sebagai
1:2:1. Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus empiris
O
,
yang lain tidak memperlihatkan perbandingan ini dan beberapa yang lain juga
mengandung nitrogen. (Tatang, 2015)


Al-Qur’an
memberikan contoh sumber karbohidrat dalam tanaman yang merupakan nikmat yang
diberikan Allah kepada makhluk-Nya.
QS. Ar-Ra’d
(13) : 4
وَفِى ٱلْأَرْضِ قِطَعٌ مُّتَجَٰوِرَٰتٌ وَجَنَّٰتٌ مِّنْ أَعْنَٰبٍ
وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَىٰ بِمَآءٍ وَٰحِدٍ
وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَىٰ بَعْضٍ فِى ٱلْأُكُلِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ
لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya : “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang
rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berfikir.”
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
uji karbohidrat menggunakan fehling?
2.
Bagaimana
uji karbohidrat mengunakan betadine?
1.3
Tujuan Praktikum
1.
Mengetahui
uji karbohidrat dengan fehling.
2.
Mengetahui
uji karbohidrat dengan betadine.
BAB
II
METODE PENGAMATAN
2.1 Waktu dan
Tanggal
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Oktober 2018 pukul 11.20 - 13.00 WIB di
Laboratorium Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama’ Sunan
Giri Bojonegoro.
2.2 Uji
Karbohidrat dengan Fehling
2.2.1 Alat dan Bahan
·
Alat
yang digunakan pada praktikum Uji
Karbohidrat dengan Fehling yaitu :
-
Beaker
glass 1
buah
-
Tabung
reaksi 4
buah
-
Rak
tabung 1
buah
-
Penjepit 1
buah
-
Bunsen
1
buah
-
Kaki
tiga & kawat pemanas 1
buah
-
Label 4
buah
·
Bahan
yang digunakan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Fehling yaitu :
-
Larutan
sukrosa 10 tetes
-
Larutan
laktosa 10
tetes
-
Fehling
A 20
tetes
-
Fehling
B 20
tetes
-
Aquades
secukupnya
2.2.2 Cara Kerja
Cara
kerja yang dilakukan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Fehling adalah :
1.
Menyiapkan
4 tabung reaksi (beri label).
2.
Mengisi
tabung 1 dengan 5 tetes fehling A + 5 tetes fehling B.
3.
Mengisi
tabung 2 dengan 5 tetes fehling B + 5 tetes fehling A.
4.
Mengisi
tabung 3 dengan 10 tetes laktosa + 5 tetes fehling B + 5 tetes fehling A,
kemudian mengocoknya.
5.
Mengisi
tabung 4 dengan 10 tetes sukrosa + 5 tetes fehling B + 5 tetes fehling A,
kemudian mengocoknya.
6.
Mengamati
perubahan warna yang terjadi.
7.
Melakukan
pemanasan pada tabung 3 dan tabung 4 sambil digoyang-goyang, kemudian mengamati
perubahan warna yang terjadi.
2.3 Uji
Karbohidrat dengan Betadine
2.3.1 Alat dan Bahan
·
Alat
yang digunakan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Betadine yaitu :
-
Alumunium
foil 1
lembar
-
Pisau
pemotong 1
buah
-
Label secukupnya
·
Bahan
yang digunakan pada praktikum Uji Karbohidrat dengan Betadine yaitu:
-
Bahan
makanan secukupnya
-
Betadine secukupnya
2.3.2 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada
praktikum Uji Karbohidrat dengan Betadine adalah :
1.
Menyusun
semua bahan makanan di alumunium foil, yang sebelumnya sudah memberikan nama
bahan makanan dengan kertas label.
2.
Meneteskan
2-3 tetes betadine ke masing-masing bahan makanan.
3.
Memperhatikan
dan mencatat perubahan warna pada bagian bahan makanan yang ditetesi betadine.
4.
Mencatat
semua hasil pengamatan pada lembar kerja.
BAB
III
DATA HASIL PENGAMATAN
3.1 Hasil Pengamatan
A.
Uji Karbohidrat dengan Fehling
Tabung reaksi ke-
|
Sampel
|
Penambahan
|
Pencampuran
|
Pemanasan
|
Kesimpulan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||||
1.
|
Fehling A (5
tetes)
|
Fehling B (5
tetes)
|
Biru muda
|
Biru gelap
|
-
|
Tidak mengan-dung
karbohi-drat
|
2.
|
Fehling B (5
tetes)
|
Fehling A (5
tetes)
|
Bening
|
Biru terang
|
-
|
Tidak
mengan-dung karbohi-drat
|
3.
|
Laktosa
(10 tetes)
|
Fehling B (5
tetes) + Fehling A (5 tetes)
|
Bening
|
Cokelat
kemerah dan terbentuk endapan
|
ü
|
Mengan-dung karbohi-drat
|
4.
|
Sukrosa
(10 tetes)
|
Fehling B (5
tetes) + Fehling A (5 tetes)
|
Bening
|
Biru
|
ü
|
Tidak
mengan-dung karbohi-drat
|
Gambar pengamatan :
Tabung reaksi ke-
|
Sebelum
|
Sesudah
|
1.
|
![]() |
![]() |
2.
|
![]() |
![]() |
3.
|
![]() |
![]() |
4.
|
![]() |
![]() |
»
Pembahasan :
a.
Fehling
A + Fehling B
Pada percobaan
menggunakan larutan fehling A + fehling B, warna yang dihasilkan adalah biru
gelap. Pada percobaan kali ini tidak mengandung karbohidrat karena tidak ada
sampel yang ditambahkan.
Larutan fehling
A mengandung senyawa CuSO4 yang dilarutkan ke dalam air. Sedangkan larutan
fehling B mengandung garam kalium-natrium-tatrat yang dicampur bersama-sama
dengan Natrium Hidroksida ( NaOH ). Kedua larutan ini baru akan dicampurkan
jika kita akan melakukan uji karbohidrat. Menariknya, yang menjadi bahan aktif
kedua larutan ini ialah larutan CuSO4, yang mana senyawa ini yang akan
tereduksi jika bereaksi dengan karbohidrat.Ion Cu2+ akan tereduksi menjadi ion
Cu+ . (Anonim, 2017).
b.
Fehling
B + Fehling A
Pada percobaan menggunakan larutan
Fehling A + Fehling B, warna yang dihasilkan adalah biru terang. Hal ini
berarti di dalam larutan tersebut tidak mengandung karbohidrat karena tidak ada
sampel yang ditambahkan.
Uji fehling ini
digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam karbohidrat.
Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi
lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi,
karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal yang
dapat membuka menjadi aldehid. (Agung, 2013).
c.
Laktosa
+ Fehling B + Fehling A
Pada percobaan menggunakan larutan
Laktosa yang ditambah dengan Fehling B dan Fehling A, warna yang dihasilkan
yaitu biru tosca. Setelah dipanaskan warna berubah lagi menjadi cokelat
kemerahan dan terdapat endapan. Hal ini berarti dalam larutan ini mengandung
karbohidrat.
Uji Fehling bertujuan untuk
mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam pengujian ini
adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan KNa tartarat). Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel
terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk
asam karboksilat. Cu2O (endapan merah bata) yang terbentuk merupakan
hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat.
Fehling dibuat
dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga
diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi
Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat
dianggap sebagai larutan CuO.Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion
Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan
glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata,
sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. (Tryana, 2013).

Gambar 1.1 reaksi pada uji fehling
Sumber : organiksmakma3c31.blogspot.com
Dalam percobaan Uji Fehling, sampel
Glukosa , Sukrosa, Amilum dan Selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling
(Fehling A + Fehling B) pada masing-masing tabung dan kemudian dipanaskan ,
maka Glukosa dan Sukrosa akan menghasilkan endapan merah bata. Hal yang
menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata ini karena ini berasal dari
Fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana
basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O). (Maya, 2011).
d.
Sukrosa + Fehling B + Fehling A
Pada percobaan menggunakan larutan
Sukrosa yang ditambah dengan Fehling B dan Fehling A, warna yang dihasilkan
yaitu biru. Setelah dipanaskan warna tetap tidak berubah. Padahal seharusnya
setelah dipanaskan akan mengalami perubahan warna menjadi merah bata dan
terdapat endapan.
Dalam uji karbohidrat,
kita menggunakan percobaan fehling I
dan fehling II. Dimana larutan Fehling I yang terdiri dari larutan CuSO4
7% dan larutan
Fehling II yang terdiri dari larutan NaOH 12 %. Kedua macam larutan ini akan dicampur pada saat uji karbohidrat. Ini adalah reaksi yang
terjadi:

Endapan



![]() |
Cu2+ mengalami reduksi menjadi ion Cu+
Dalam pereaksi ini ion Cu²+ direduksi menjadi ion Cu+
yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Fehling II berfungsi untuk mencegah Cu²+
mengendap dalam suasana alkalis. Larutan fehling merupakan larutan alkalin yang
mengandung tembaga (II)
yang mengoksidasi aldosa menjadi aldonat dan dalam prosesnya akan tereduksi menjadi tembaga (I), yaitu Cu2O yang berwarna merah bata dan mengendap.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron,
contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Hal ini dibuktikan dengan adanya endapan warna merah dan kuning pada campuran fruktosa dan glukosa. Pada campuran glukosa,
endapan yang
terbentuk berwarna kuning hal ini dikarena pengaruh dari konsentrasi larutan glukosa yang kita uji. Sedangkan
pada larutan fruktosa juga begitu seharusnya endapan yang terbentuk berwarna merah
bata hal ini dikarenakan pengaruh dari konsentrasi larutan glukosa yang kita
uji. (Nur, 2014).
Dalam percobaan Uji Fehling, sampel
Glukosa , Sukrosa, Amilum dan Selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling
(Fehling A + Fehling B) pada masing-masing tabung dan kemudian dipanaskan ,
maka Glukosa dan Sukrosa akan menghasilkan endapan merah bata. Hal yang
menyebabkan dihasilkannya endapan merah bata ini karena ini berasal dari
Fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana
basa akan diendapkan berwarna merah bata (Cu2O). Sedangkan pada sampel amilum
dan selulosa yang diuji dengan pereaksi Fehling (Fehling A + Fehling B) dan
kemudian dipanaskan ternyata larutan berwarna biru dengan sedikit endapan merah
bata.
Hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum + larutan Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan. Begitupula dengan Selulosa yang merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling. (Maya, 2011).
Hal ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum + larutan Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan. Begitupula dengan Selulosa yang merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling. (Maya, 2011).
Oleh karena itu, berarti percobaan
pada tabung ke-4 ini tidak sesuai dengan hasil yang seharusnya. Hal ini mungkin
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurang telitinya kami dalam menambahkan
kosentrasi larutan, atau mungkin karena tabung reaksi yang kurang bersih, dan
juga karena waktu memanaskan kurang lama.
B.
Uji Karbohidrat dengan Betadine
No.
|
Nama Bahan
|
Warna
|
Hasil
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||
1.
|
Buah Apel
|
Putih kekuningan
|
Putih kekuningan
|
Tidak mengandung karbohidrat
|
2.
|
Buah Jeruk
|
Orange
|
Orange
|
Tidak mengandung karbohidrat
|
3.
|
Buah Pisang
|
Putih kekuningan
|
Cokelat kehitaman
|
Mengandung karbohidrat
|
4.
|
Tepung Beras
|
Putih
|
Hitam
|
Mengandung karbohidrat
|
5.
|
Nasi
|
Putih
|
Hitam
|
Mengandung karbohidrat
|
6.
|
Margarin
|
Kuning
|
Kuning
|
Tidak mengandung karbohidrat
|
7.
|
Putih Telur
|
Putih
|
Putih
|
Tidak mengandung karbohidrat
|
8.
|
Kuning Telur
|
Kuning
|
Kuning
|
Tidak mengandung karbohidrat
|
9.
|
Kentang
|
Kuning
|
Cokelat kehitaman
|
Mengandung karbohidrat
|
Gambar pengamatan :
Nama Bahan
|
Sebelum
|
Sesudah
|
Buah Apel
|
![]() |
![]() |
Buah Jeruk
|
![]() |
![]() |
Buah Pisang
|
![]() |
![]() |
Tepung Beras
|
![]() |
![]() |
Nasi
|
![]() |
![]() |
Margarin
|
![]() |
![]() |
Putih Telur
|
![]() |
![]() |
Kuning Telur
|
![]() |
![]() |
Kentang
|
![]() |
![]() |
»
Pembahasan :
Berdasarkan hasil uji coba yang
telah kami lakukan pada 9 bahan uji coba karbohidrat mengunakan betadine ini
ada beberapa bahan yang setelah ditetesi 2-3 tetes betadine mengalami perubahan
warna dan ada juga yang tidak mengalami perubahan warna (tetap).
Pada bahan uji coba nasi dan tepung
beras, setelah ditetesi betadine warna berubah menjadi hitam. Pada bahan uji
coba kentang dan pisang, setelah ditetesi betadine warna berubah menjadi
cokelat kehitaman. Hal ini berarti pada bahan uji coba nasi, tepung beras,
kentang, dan pisang mengandung karbohidrat. Sedangkan pada bahan uji coba
margarin, buah apel, buah jeruk, putih telur, dan kuning telur setelah ditetesi
2-3 tetes betadine tidak mengalami perubahan warna (tetap). Warna kecokelatan
yang dihasilkan hanyalah warna dari betadine sendiri. Hal ini membuktikan bahwa
di dalam 5 bahan uji coba tersebut tidak terdapat kandungan karbohidrat. karena
pada dasarnya margarin mengandung lemak. Putih telur dan kuning telur
mengandung protein. Dan buah-buahan mengandung vitamin dan mineral.
Dari hasil kerja dapat kita lihat pada uji karbohidrat, bahan-bahan makanan
yang mengndung karbohidratakan berubah warna menajdi warna ungu atau biru
setelah ditetesi larutan yodium. Bahan-bahan
makanan yang mengandung karbohidrat adalah pisang, nasi, biskuit, tepung
terigu, dan kentang. Bahan-bahan lain yang setelah ditetesi yodium dan tidak
mengalami perubahan warna menjadi ungu atau biru berarti tidak mengandung
karbohidrat yaitu apel, putih telur rebus, tahu putih, margarine dan gula
pasir. Dan dari hasil kerja pada uji lemak, bahan-bahan
yang mengandung lemak akan meninggalkan bekas noda minyak pada kertas coklat
(sampul kertas). Bahan-bahan makanan yang mengandung lemak yaitu margarine,
kemiri, santan kelapa, kacang tanah kering, minyak goreng dan susu. Sedang
bahan-bahan makanan yang tidak mengandung lemak adalah wortel, seledri dan
papaya. Untuk uji
protein dengan cara di bakar, yaitu bila bahan makanan yang mengandung protein
maka saat di bakar berbau seperti bulu ayam. Baha-bahan makanan yang mengandung
protein adalah putih telur, roti, tempe, ikan dan tepung terigu sedang bahan
makanan yang tidak mengandung protein adalah kangkung, seledri, dan gula pasir. (Fitria, 2011).
Berdasarkan percobaan uji karbohidrat yang telah kami lakukan, dengan
menguji sepuluh sampel makanan yaitu pisang, apel, nasi, telur rebus
(putihnya), margarin, bskuit, tepung terigu, tahu, gula pasir dan kentang.
Kesepuluh bahan makanan tersebut dietesi dengan betadine 1-2 tetes. Dan
hasilnya terjadi perubahan warna pada setiap jenis bahan makanan. Dimulai dari
pisang, sebelum ditetesi betadine berwarna kuning dan setelah ditetesi betadine
berwarna hitam. Apel sebelum ditetesi betadine berwarna kuning setelah dietesi
betadine berwarna kuning kecoklatan. Nasi yang semula berwarna putih setelah
ditetesi betadine berwarna biru kehitaman. Putih telur rebus berwarna putih,
setelah ditetesi betadine berwarna kuning kecoklatan. Sama dengan telur,
margarine setelah ditetesi betadine berwarna kuning kecoklatan. Biskuit warna
sebelum ditetesi betadine coklat dan setelah ditetesi betadine menjadi biru
tua. Tepung terigu semula berwarna putih setelah ditetesi betadine berwarna
biru tua. Pada tahu dan gula pasir, keduanya sebelum ditetesi betadine berwarna
putih, setelah ditetesi betadine berwarna kuning kecoklatan. Yang terakhir
kentang, warnanya sebelum ditetesi betadine adalah kuning setelah ditetesi
betadine berwarna hitam. Berdasarkan dasar teori diatas, telah disebutkan bahwa
sampel makanan yang ditetesi makanan kemudian warnannya berubah menjadi biru
ungu sampai hitam menandakan bahwa makanan tersebut mengandung karbohidrat.
Sedangkan makanan yang setelah di tetesi betedine warnanya bukan biru ungu atau
hitam tidak mengandung karbohidrat. Warna kuning kecoklatan pada makanan yang
setelah ditetesi betadine, adalah warna dari betadine. (Yunaida, 2014).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas
yaitu :
1. Uji karbohidrat dengan fehling dapat
dilakukan dengan menambahkan sampel seperti glukosa, laktosa, suksrosa, dan
lain-lain ke dalam larutan fehling. Jika terjadi perubahan warna menjadi
cokelat kekuningan atau cokelat kemerahan dan terdapat endapan merah bata
berarti ada kandungan gula pereduksi (karbohidrat) di dalamnya.
2. Uji karbohidrat dengan betadine/iodine
dapat dilakukan dengan menggunakan sampel/bahan uji coba makanan dan
selanjutnya ditetesi dengan betadine 2-3 tetes. Jika terjadi perubahan warna
menjadi cokelat kehitaman atau hitam atau biru kehitaman berarti bahan makanan
tersebut mengandung karbohidrat.
4.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya lebih teliti
lagi dan juga menjaga kebersihan alat
agar tidak terjadi kesalahan pada hasil uji coba, sehingga hasil
praktikum yang didapat bisa sesuai dan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Pereaksi Fehling : Pengertian, Fakta, dan
Kegunaannya. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 16.10 WIB. http://www.panduankimia.net/2017/02/pereaksi-fehling-pengertian-fakta-dan.html
Dewi, Fitria NR. 2011. Uji Karbohidrat, Lemak, dan Protein dalam
Makanan. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018 pukul 18.10 WIB. http://budewaho.blogspot.com/2011/11/uji-karbohidrat-lemak-dan-protein-dalam.html
Istiqomah, Nur. 2014. Uji Fehling. Diakses pada tanggal 29
Oktober 2018 pukul 16.17 WIB. http://ispengetahuanalamkita.blogspot.com/2014/12/uji-fehling.html
Julianto, Tatang S. 2015. Biokimia : Biomolekul dalam Perspektif
Al-Qur’an Ed.1, Cet.2. Deepublish : Yogyakarta.
Purwati, Tryana. 2013. Analisis Karbohidrat. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2018 pukul 16.25 WIB. http://organiksmakma3c31.blogspot.com/2013/04/analisis-karbohidrat.html
Riska, Maya. 2011. Pereaksi Fehling. Diakses pada tanggal 29
Oktober 2018 pukul 16.27 WIB. http://mayayellow.blogspot.com/2011/03/pereaksi-fehling.html
Safitri, Yuanida. 2014. Uji Karbohidrat. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2018 pukul 18.25 WIB. http://uxilyunaida.blogspot.com/2014/06/normal-0-false-false-false-in-x-none
x_5615.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar